Kupas tuntas Mixer Sound Sistem Lengkap Padat disertai gambar
Apa sih Mixer Sound Sistem itu?
Allen&heath SQ6 series |
Mixer Audio bertugas mencampur suara dari sumber input suara. Sebuah Mixer Audio, baik itu analog maupun digital, ada yang menyebut dengan sebutan console / mixing desk adalah sebuah peralatan elektronik yang berfungsi memadukan (lebih populer dengan istilah "mixing"), pengaturan jalur (routing) dan mengubah level suara, serta harmonisasi dinamis dari sinyal audio. Sinyal - sinyal yang telah diubah dan diatur kemudian dikuatkan oleh penguat akhir atau power amplifier sebelum akhirnya dapat dinikmati oleh pendengar.
Lalu, dimana Audio Mixer dibutuhkan?
Studio Mixer |
Tanpa disadari kini Mixer Audio banyak digunakan dalam berbagai keperluan, termasuk studio rekaman, sistem panggilan publik (PA), Live musik, dunia penyiaran(radio, televisi), produksi film, Seniman music, Sistem Entertainment & Karaoke, Gedung pertemuan hingga Konferensi bahkan kini Vlogger juga menggunakan mixer audio untuk mengolah suara saat melakukan siaran langsung ataupun Recording. Intinya semua yang berhubungan dengan pengolahan suara kini sudah menggunakan Mixer audio.
Mixer Audio adalah “Otak” Dalam sebuah system audio
Seberapa pentingnya sebuah Mixer audio dalam sistem tata suara? |
Mixer Audio adalah bagian penting dalam sebuah system tata suara. Mulai dari mengumpulkan sinyal suara dari setiap instrumen sumber, mengatur level, kepekaan suara sehingga keseimbangan level suara dapat dicapai sebelum diperkuat oleh amplifier. Bila terjadi suatu masalah dengannya, berarti system tersebut sedang dalam masalah besar. Maka dari itu jangan kaget jika harga sebuah Mixer Audio bisa sangat mahal bahkan lebih mahal dari perangkat audio lainnya seperti (speaker, microphone dll)
Audio Mixer menerima berbagai sumber suara. Bisa dari microphone, alat musik, media player. Dari sini sang operator Mixer Audio dapat melakukan pengaturan level masukan dan keluaran mulai dari yang sangat lembut hingga keras. Mixer Audio itulah yang mengatur semua proses dalam sebuah system tata suara.
Pilih yang Mana nih?
N-audio Mix800
Soundcraft Signature 10
Dua gambar diatas adalah contoh Mixer audio. Gambar kiri N-Audio mix800 menggambarkan fungsi mixer audio secara dasar yakni mencampur semua input melalui socket TRS ¼” lalu terdapat knob Volume sebagai kontrol per saluran atau yang biasa disebut dengan channel dan kemudian diteruskan ke saluran Utama atau Main out yang nantinya akan diteruskan ke proses amplifikasi.
Sedangkan untuk Mixer Audio kanan “Soundcraft Signature 10” dengan fitur yang dimilikinya dia sudah mampu mengolah dari segi Gain, Equalisasi, Effect dan lain sebagainya.
Sebagai gambaran dibawah ini saya gambarkan alur sebuah pemrosesan suara pada semua Mixer Audio di system tata suara agar lebih mudah dipahami pembaca.
Alur sinyal suara pada Mixer Audio Dasar |
Alur Sinyal suara pada Mixer Audio Modern I
Alur Sinyal suara pada Mixer Audio Modern II |
Gambar Diatas adalah gambaran umum alur proses sinyal suara pada Mixer Analog “Mackie ProFX4 v2”. Pada semua merk dan tipe Mixer Audio pada umumnya sama saja cara penggunaan dan kerjanya. Setiap pabrikan Mixer Audio umumnya sudah merancang tata letak Knob, tombol dan instrument lain mereka sedemikian rupa agar mudah dipahami penggunanya.
Mackie ProFX4 v2 |
SOLID STATE LOGIC L200 |
Namun pada mixer digital tata letaknya sudah tidak lagi beraturan sesuai alur melainkan lebih ke estetika peletakan/ desain. Hal ini dikarenakan mixer digital melakukan prosesnya pada system digital sehingga tidak memerlukan alur fisik yang sesuai dengan jalur pengkabelannya, melainkan diatur pada alur program yang ada di sistem mixer digital itu sendiri. Contoh dibawah adalah mixer digital “Solid State Logic L200”. Pada bagian input strip layoutnya sama seperti Mixer Audio pada umumnya sedangkan instrument digitalnya sudah didesain sedemikian rupa dan didukung Layar Sentuh & Layar tambahan untuk penunjang fleksibilitas dan visualisasi yang lengkap. Pada mixer digital juga memiliki knob, tombol dan instrument – instrument yang fungsinya bisa di rubah sesuai keinginan penggunanya.
Komponen – komponen pada Mixer Audio
Ada banyak tipikal pengaturan yang terdapat dalam sebuah mixer audio. Berikut akan kita bahas satu persatu semua komponen yang terdapat pada sebuah Mixer Audio secara umum.
GAIN
Disebut juga input level atau trim, biasanya terletak pada urutan paling atas dari setiap channel strip mixer audio. Fungsinya adalah untuk menentukan seberapa sensitive input yang kita inginkan diterima oleh Mixer Audio . Knob Gain memiliki bermacam - macam model, ada yang dimulai dari 0 ke +15 hingga +40dB. ada yang dimulai dari -20dB hingga +20dB(sehingga 0 dB berada pada arah jam 12 putaran knob)atau disebut dengan Trim.
Meskipun letaknya berada pada paling atas Channel strip, tidak disarankan untuk mengatur Gain secara langsung kecuali anda seorang profesional, cara yang paling aman adalah dengan melihat metering input. Jika suara dirasa kurang maka anda dapat menambah gain dengan perlahan. “Gain Structure” juga sangat berpengaruh disini. Jadi jangan asal naikan gain, karena jika berlebihan potensi feedback semakin besar. Lebih baik menaikkan Fader Channel hingga 0 dBu barulah menambah gain jika dirasa kurang. Jika masih kurang periksa juga dari sisi instrument input seperti microphone misal. Sinyal input suara, baik yang kurang maupun over sama – sama tidak bagus. Sinyal yang baik hendaknya toleransi di kisaran -15 dBu hingga +5 dBu. Atau -10 dBu hingga 0dBu.
PAD
Tombol ini berfungsi untuk mengurangi gain input dari 20 sampai 30db. Bila tombol PAD ditekan gain input akan berkurang antara 20 dBu sampai 30 dBu tergantung Mixer Audio (baca : manual booknya). PAD diperlukan hanya untuk signal yang overload. Dan itupun bila setelah dikurangi pada tombol gain ternyata masih tetap terlalu kuat.
High pass filter/ HPF /Low cut
Berfungsi untuk memotong frekuensi yg berada dibawah nilai level yg sudah diatur pada Knob HPF atau pada HPF fix sesuai yang tertera pada mixer console masing-masing.
Reverse/Phase/Ø/Polarity
Fungsinya adalah untuk membalikan phase. Pada setiap masukan selalu terdiri minimal lebih dari satu sambungan. Misalnya microphone yang dengan konektor XLR pasti terdapat tiga pin (pin1-pin-2 dan pin-3).
+48v Phantom
Berfungsi mengirim daya 48v DC pada pin 2 dan 3 XLR ke perangkat input sebagai penyuplai tenaga (hanya untuk perangkat yang membutuhkan daya tambahan 48 volt DC. Perhatikanlah baik-baik, karena pada beberapa mixing console tidak terdapat switch phantom secara individual/per Channel, melainkan hanya terdapat satu tombol saja untuk mengaktifkan phantom bagi seluruh channel, maka periksalah terlebih dahulu, bila semua kabel yang terkonek ke konsole adalah input balance, ini tidak akan menimbulkan masalah. Tetapi bila salah satu atau beberapa di antaranya tidak balance, maka ini akan menimbulkan masalah dan kerusakan pada Mixer Audio dan inputnya.
Compressor/limiter/noise gate
Compressor berfungsi untuk memberikan tekanan bunyi dengan proses kontrol secara otomatis dengan rasio tertentu sehingga memberikan kekuatan yang stabil pada level/ volume output audio, sedangkan limiter berfungsi untuk memangkas sinyal audio yang terlalu berlebihan ke output sound. biasa digunakan untuk mengatasi vocal yang suka over dihadapan microphone tanpa menjauhkan mic yang dia pegang dari sumber suara.
Threshold
Knob ini memiliki level yang bervariasi pada saat alat ini memulai untuk memodifikasi sinyal dinamik dari suatu sumber bunyi. Semakin kecil level yang diset untuk menentukan threshold (kurang dari 0 dB) maka suara akan semakin “mengecil” demikian pula sebaliknya
Output/Output Gain
Knob ini mengontrol output gain dari compressor yang dipakai. Sebagai contoh, apabila digunakan threshold yang rendah dan rasio sebesar 10:1, maka volume secara keseluruhan dari sebuah sinyal akan hilang. Untuk mengatasi hal ini maka knob ini digunakan untuk sinyal yang akan dikeluarkan “menaikkan” volume yang “tertekan” tanpa harus merasa was-was suara over.
Ratio
Knob ini menentukan seberapa sinyal yang akan “ditekan” pada saat mencapai threshold. Cara membaca ratio yang lebih mudah seperti ratio kompresi 3:1, artinya input level dB. Karena suara akan lebih mengecil maka perlu disesuaikan output gain sebesar 3 dB akan dikompresi sedemikian sehingga output level menjadi 1 dari compressor/limiter yang digunakan untuk disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.
Attack & Release
Knob attack berarti seberapa cepat compressor akan bereaksi untuk mengurangi sinyal dan knob release berarti seberapa cepat compressor akan bereaksi untuk kembali ke normal. Dalam bahasa yang lebih sederhana, knob attack berfungsi untuk mengukur seberapa cepat sinyal yang “tertutup” dan knob release berfungsi untuk mengukur seberapa cepat sinyal yang “terbuka” kembali.
EQ/Equalisasi pada channel
Pada setiap channel di sebuah mixer audio terdapat bagian Equalisasi. Fungsinya yaitu sebagai pengatur tone untuk me-modifikasi suara yang masuk pada channel tersebut agar suara sesuai dengan yang diharapkan. Equalizer umumnya bekerja pada 20Hz hingga 20kHz. Equalizer umumnya paling kecil memiliki 2 titik bandwidth yaitu High biasa disebut dengan Treble dan LOW (Bass). dan yang paling banyak adalah 6 titik kontrol bandwidth High, Hi Mid, Mid, Mid Low, Low, Sub.
Agar lebih jelas perhatikan diagram frekuensi atas. Ekualisasi dibedakan / telah di pecah dalam 6 Band freq. Sub pada 20Hz-50Hz, Low pada 50Hz – 200Hz, Low Mid ada di 200Hz sampai 1khz. Hi Mid 1kHz hing 5kHz dan High pada 5 kHz hingga 20kHz, jika di perkecil jadi 3 Band maka akan menjadi 20Hz – 200Hz untuk Bass. 200Hz – 500kHz untuk Middle dan 500kHz – 20kHz untuk Treble.
EQ/Equalisasi yang fix
Yang dimaksud fix di atas adalah pada EQ tersebut tidak memiliki tombol atau knob untuk memilih frekuensi yang akan di atur. Karena frekuensi yang akan “dikerjai” telah ditetapkan dari pabrik mixer. Pembagian frekuensi pada EQ jenis ini mirip dengan pembagian yang terdapat pada crossover, misal(hanya ada HIGH, MID, LOW). Misal pada Knob High bertuliskan (12kHz, -15 +15) berarti pada knob EQ High frekuensinya adalah FIX di 12kHz dan knob bekerja untuk menambah +15 dan mengurangi -15 di frekuensi 12kHz.
Sweepable EQ
Biasa disebut Equaliser Parametric atau Semi Parametric (bukan full parametric-karena tanpa pengatur bandwitch). Pada EQ yang full parametric kita dapat melakukan pengaturan untuk setiap parameternya. Apakah itu parameter frekuensi, bandwitch, ataupun parameter level. EQ tipe ini mempunyai kemampuan set-up yang sangat fleksibel, dan biasanya menyediakan pengontrolan mid-range dengan system EQ-3 atau 4 jalur.
Low Pass Filter/Hi-cut
Berfungsi untuk memotong frekuensi yg berada diatas nilai level yg sudah diatur pada Knob LPF atau pada LPF fix sesuai yang tertera pada mixer console masing-masing. LPF atau Low pass filter biasa ditemukan di bagian Equalizer.
GEQ dan PEQ
GEQ adalah Graphic Equalizer, sesuai dengan namanya equalizer jenis ini berbentuk grafis frekuensi suara dengan fader fisik sebagai pengatur tinggi naik turunnya titik frekuensi. Hal ini membuat GEQ lebih leluasa untuk digunakan. Dibawah ini adalah contoh Graphic Equalizer “Plugin Allenheath SQ”.
Sedangkan PEQ kepanjangan dari parametric equalizer yang berarti equalizer tersebut bekerja dengan sebuah parameter yang telah di atur pada knob Gain, Freq, dan bandwidth. Pada umumnya PEQ digunakan sebagai EQ channel dan GEQ digunakan pada Main/Sub/Matrix out
Contoh Parametrik Equalizer
Sinyal MIC/LINE
Mic-level atau microphone-level signal
Digunakan untuk meningkatkan level sumber/microfon ke sinyal LINE. MIC level menggambarkan tegangan yang dihasilkan oleh mikrofon ketika mengambil suara, biasanya hanya seperseribu volt. Tegangan ini bervariasi sebagai respons terhadap perubahan tingkat dan jarak suara. Dari empat jenis sinyal audio utama, level mic adalah yang terlemah dan membutuhkan pra-amplifier untuk membawanya ke level line. Level mikrofon biasanya ditentukan antara -60 dan -40 dBu. (dBu dan dBV adalah pengukuran desibel relatif terhadap tegangan.)
line-level signal
Kira-kira satu volt, atau sekitar 1.000 kali lebih kuat dari sinyal level-mic, jadi keduanya biasanya tidak menggunakan input yang sama. Sinyal ini bergerak dari pre-amp Anda ke amplifier yang memberi daya pada speaker Anda. Ada dua level LINE standar:
· -10 dBV untuk peralatan konsumen (seperti pemutar MP3 dan DVD)
· +4 dBu untuk peralatan profesional (Mixer dan peralatan pemrosesan sinyal)
Dua jenis sinyal audio lain yang akan Anda temui adalah Level instrumen dan speaker . Seperti sinyal level MIC, sinyal level instrumen (seperti gitar atau bass listrik) memerlukan pre amplifikasi untuk membawanya ke level LINE. Sinyal tingkat speaker pasca-amplifikasi bahkan memiliki voltase lebih tinggi daripada level LINE dan membutuhkan kabel speaker untuk transfer sinyal yang aman.
Matching/ Pencocokan Level Suara
Sangat penting untuk mencocokkan perangkat dengan input yang benar. Sebagai contoh:
- Menyambungkan mikrofon ke input level LINE akan menghasilkan hampir tidak ada suara sama sekali, karena sinyal level MIC terlalu lemah untuk menggerakkan input level LINE
- Menghubungkan sumber level-LINE ke input level-MIC akan menyebabkan suara menjadi keras dan terdistorsi karena sinyal level-LINE jauh lebih kuat daripada apa yang akan diterima input mic. (Catatan: Input dan output pada beberapa mixer high-end adalah MIC dan LINE level switchable.)
Petunjuk Bermanfaat
- Input level MIC biasanya menggunakan konektor XLR female dan jack ¼”. Input level LINE biasanya adalah jack RCA, jack 1/4″/ Akai, atau jack telepon 3,5 mm.
- Jangan berasumsi bahwa level cocok hanya karena satu konektor cocok dengan yang lain. Input umumnya ditandai pada mixer / perangkat dengan sangat jelas.
- Jika hanya ada input mic pada perangkat (misalnya, perekam digital atau komputer) dan Anda harus menghubungkan perangkat level LINE ke perangkat tersebut, Anda dapat mengurangi tegangan dengan menggunakan attenuator atau kotak DI (Direct Injection), tersedia di sebagian besar toko musik. Bahkan ada versi kabel dengan resistor built-in yang menyelesaikan tugas yang sama.
- Penerima nirkabel yang berbeda memiliki tingkat output yang berbeda. Ini berlaku untuk lini produk Shure dan dengan sebagian besar merek pesaing. Baca buku petunjuk setiap receiver nirkabel untuk menentukan level sinyal keluarannya. Level mic dapat bervariasi hingga 20 dB antara receiver yang berbeda.
Konektor Input dan Output Mixer
Input Channel
Konektor input biasanya menggunakan jack XLR Female dan Jack ¼” TRS, Jack 3,5mm atau RCA. Berfungsi untuk menghubungkan sumber input ke system/mixer.
Insert Channel
Pada mixer tertentu terdapat dua bagian yaitu Insert dan Return. Biasa digunakan untuk menghubungkan sinyal dari perangkat lagi seperti Processor, EQ, Compressor / Limiter / Gate.
Direct Out Channel
Digunakan untuk mengirim sinyal audio secara langsung tanpa melewati equalisasi atau pun fader channel ke perangkat audio lain misal : ke perangkat record/perekam, Soundcard, atau ke mixer lain seperti system FOH-Monitor.
Control Room Out
Konektor disamping biasa digunakan juga untuk sinyal out yang diteruskan ke control room monitor
AUX Out / Aux Send / Monitor Out
Berfungsi untuk mengirim sinyal dari mixer yang berasal dari tiap channel(di tiap channel biasanya tersedia knob/fader untuk mengirim tingkat sinyal yang akan dikirim ke AUX Send) terdapat juga AUX OUT/Send Knob/Fader Master/Utama yang digunakan untuk mengatur besarnya sinyal yang akan dikirim ke Konektor ini. biasa digunakan untuk sinyal ke speaker monitor. Pada Aux out/send ada juga yang memiliki system mono dan stereo. Terdapat pula tulisan/keterangan +4dBu yang berarti sinyal audio yang keluar dari saluran ini akan ditambah 4dBu.
Sub group / group output
Sub out biasa digunakan untuk saluran output yang telah diproses dari mixer yang telah dikelompokkan sesuai group perchannel. sebagai contoh channel 1 - 5 di group 1 dan channel 6 - 10 di group 2. Terdapat pula tulisan/keterangan +4dBu yang berarti sinyal audio yang keluar dari saluran ini akan ditambah 4dBu.
Stereo Out
Stereo out fungsinya sama seperti Main Out LR. Jack yang di gunakan adalah ¼” dan terdapat pula tulisan/keterangan +4dBu yang berarti sinyal audio yang keluar dari saluran ini akan ditambah 4dBu.
Main Out
Main out berfungsi sebagai saluran sinyal keluar utama dari sebuah mixer. menggunakan konektor XLR Balance L dan R. Sebelum nantinya akan di sambungkan ke LMS/ DLMS atau Amplifier / Speaker Aktif
Phones
Jack phone menggunakan konektor TRRS ¼” atau Jack akai stereo. digunakan untuk out sinyal ke monitor Headphone, terdapat pula Knob/fader untuk mengatur level suara yang dikeluarkan
FOOT/SW
Foot SW fungsinya untuk perangkat FootSwitch atau pedal statis 0 atau 1/on atau off. biasa digunakan untuk mengatur tempo effect, on/off effect atau Mute. FootSW fungsinya multifungsi sesuai yang di inginkan.
USB 2.0 B type
Biasa digunakan untuk mengubungkan mixer/perangkat audio lainnya ke Laptop/Komputer. fungsinya bermacam-macam. Mulai dari playback audio(untuk mixer yang bisa digunakan untuk interface soundcard, Recording, serta untuk programming data perangkat audio itu sendiri. pada DLMS misal
USB 2.0 A type
Untuk USB tipe A 2.0 digunakan untuk playback audio dari Flashdisk, ada juga yang berfungsi untuk Recording ke perangkat flasdish. lalu untuk update firmware dan simpan pengaturan mixing pada mixer digital, untuk Reciever MIC wireless yang berupa USB Drive. fungsinya bermacam - macam sesuai mixer masing-masing.
LAMP
Karena mixer acara live biasanya diadakan malam hari dan gelap. Maka lampu tambahan adalah salah satu aksesoris mixer. dibeberapa mixer dilengkapi dengan port untuk colokan lampu ini. biasanya menggunakan Jack XLR, XLR 4 pin, BNC, dan USB. Bahkan kini di mixer digital mid end keatas sudah dilengkapi dengan Lampu LED yang menyatu dengan Body Mixer.
Tombol - Tombol Pada Mixer Audio
Tombol Mute / On-Off
Tombol ini berguna untuk mute pada channel yang dipilih. pada mixer tertentu ada yang menggunakan “mute” ada juga yang menggunakan “On”. LED yang digunakan berwarna merah.
PFL/SOLO
Terdapat pada setiap channel, berguna untuk seleksi/ memilih channel tersebut untuk kemudian di dengarkan/ fokus pada channel tersebut mulai dari metering pada LED PFL maupun suaranya.
Fader / Knob Level/ Volume
Digunakan untuk mengatur volume pada masing2 channel, bus, matrix, sub group, master volume / Main out. ada yang menggunakan fader geser ada juga yang menggunakan knob putar.
LED PFL Indicator / Meter Display
Sesuai dengan namanya LED / Meter PFL ini digunakan untuk mengukur kekuatan sinyal suara yang dihasilkan pada sebuah mixer audio. model nya bervariasi mulai dari LED, jarum analog, digital led, digital dengan model jarum. PFL sendiri adalah kepanjangan dari Pre Fade Listening yang berarti kita dapat mendengarkan suara tanpa pengaruh dari fader channel.
LED Peak Indicator / Clip LED
Biasa di tulis Peak / Clip digunakan untuk indikator bahwa sinyal suara yang masuk melebihi batas normal atau over diatas 0dBu. Meskipun kecil indikator ini sangat penting karena berfungsi untuk batasan dalam pengolahan suara.
Pre-Fader / Pre pada Aux per channel
Pre-Fader Aux adalah penentu dimana posisi aux sebelum dikirim ke aux send. aux mengikuti Fader Volume channel jika tidak ditekan, dan Aux diambil sebelum fader channel jika tombol ini ditekan.
FX Knob perchannel
Knob berfungsi sebagai pengatur besarnya effect pada tiap - tiap channel tersebut.
Aux Knob perchannel
Knob berfungsi sebagai pengatur besarnya Aux pada tiap - tiap channel tersebut.
PAN / Balance Knop
PAN atau Balance berfungsi untuk mengatur sinyal suara apakah suara diarahkan ke channel L atau Channel R dalam sebuah sistem Stereo
Tap
Pada mixer tertentu juga memiliki tombol TAP yang berfungsi sebagai pengatur tempo yang nantinya digunakan untuk parameter sebuah effect yang membutuhkan tempo. cara penggunaannya adalah di tap sesuai ketukan musik.
Program / Parameter / Variation
Program berguna untuk memilih effect yang diinginkan/akan digunakan. biasanya di lengkapi dengan LED nomor yang berisi daftar effect. Knob putar dan ditekan untuk memilih. untuk parameter min dan max adalah knob yang digunakan untuk parameter efek tersebut misal (delay saat diposisi min maka lebih pendek dan lebih panjang jika diposisi max).
Penutup
Dalam beberapa kasus dan istilah mungkin ada beberapa perbedaan penyebutan namun memiliki maksud dan tujuan yang sama. Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam artikel ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan artikel ini. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang buku di atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Penulis banyak berharap para pembaca yang akan membaca artikel ini dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi kesempurnaannya buku ini dan dan penulisan buku di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga artikel ini dapat berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca. Terimakasih
Sumber & Kutipan:
● wikipedia.org
● suara-mas.blogspot.com
● tehnik-dasar-soundsystem.blogspot.com
● Shure website
● peralatan-sound-systems.blogspot.com
● Solid State Logic Website
● Yamaha Pro Audio Website
● Mackie Website
● Allenheath Website
● Behringer Website
● wirerealm.com
Jangan sungkan untuk bertanya di kolom komentar ya guys, jika kamu suka dengan artikel diatas dukung blog ini agar terus eksis, dengan cara share artikel ini dan jangan lupa like fanpage facebook RF1990.